Anggota Kelompok :
1. Arvianda Iswandari (19113793)
2. Hisyam Hananto (14113140)
3. Muhammad Sobri Syam (16113148)
4. Ridhony Armansyah (17113631)
5. Rizal Subekti (17113880)
Sistem Informasi Geografis
Pengertian SIG (Sistem Informasi Geografis) Salah satu
model informasi yang berhubungan dengan data spasial (keruangan) mengenai
daerah-daerah di permukaan Bumi adalah Sistem Informasi Geografi (SIG).
Pengertian SIG adalah suatu sistem yang menekankan pada informasi mengenai
daerah-daerah berserta keterangan (atribut) yang terdapat pada daerah-daerah di
permukaan Bumi. Sistem Infomasi Geografis merupakan bagian dari ilmu Geografi
Teknik (Technical Geography) berbasis
komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data-data keruangan
(spasial) untuk kebutuhan atau kepentingan tertentu.
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan komputer, SIG
dewasa ini telah mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat sehingga
merupakan suatu keharusan dalam perencanaan, analisis, dan pengambilan
keputusan atau kebijakan. Kemajuan dan perkembangan SIG ini didorong oleh
kemajuan dan perkembangan komputer, serta teknologi penginderaan jauh melalui
pesawat udara dan satelit yang telah dimiliki oleh hampir sebagian besar negara
maju di dunia.
SIG atau Geography
Information System (GIS) memiliki pengertian yang selalu berubah sesuai
dengan perkembagannya. Berikut ini pengertian SIG menurut beberapa ahli:
- SIG adalah suatu sistem yang dapat melakukan pengumpulan, penyimpanan, pemanggilan kembali, pengubahan (transformasi), dan penayangan (visualisasi) dari data-data spasial (keruangan) untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu.
- SIG adalah suatu sistem berbasi komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis.
- SIG adalah sistem komputer untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan lunak yang berfungsi untuk akuisisi (perolehan), verifikasi, kompilasi, updating, manajemen, manipulasi, presentasi, dan analisis.
- SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis. SIG adalah sistem teknologi informasi berbasis komputer yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan data spasial, yaitu data yang memiliki acuan lokasi, atau posisi (geo-referensi) dan disimpan dalam basis data serta digunakan untuk berbagai aplikasi.
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan ahli
tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pengertian SIG adalah suatu sistem
informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali,
mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data berferensi geografis atau data
geospasial.
Contoh Aplikasi SIG :
- Map Info
- Inteligence Tracking System (i-Ts)
- Google Earth
- Web Gis on Google Maps
- Web Gis Simpotenda
- Web Gis News and information
- GPS
Dalam tugas ini
kita akan menitikberatkan pada pembahasan tentang GPS, yang merupakan salah
satu dari penerapan konsep Sistem Informasi Geografis.
Sistem Pemosisi Global atau dalam bahasa inggris
disebut sebagai Global Positioning Global (GPS) adalah sebuah system yang
digunakan untuk menentukan posisi di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi
sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal
gelombang mikro ke bumi, sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan
dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah dan waktu.
Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di
orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat
penerima. Ada tiga bagian penting dari sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian
angkasa, dan bagian pengguna.
2. Konsep Dasar GPS
2. Konsep Dasar GPS
Sebuah Penerima GPS menghitung posisinya dengan tepat
waktu sinyal yang dikirim oleh GPS satelit tinggi di atas bumi. Setiap satelit
menstransmisikan pesan terus-menerus yang meliputi:
- Pada saat pesan dikirim.
- Tempat orbital informasi (Ephemersi).
- Kesehaatan umum system dan orbit kasar dari semua satelit GPS(Almanac).
Penerima menggunakan pesan-pesan yang diterimanya
untuk menentukan waktu transit dari setiap pesan dan menghitung jarak ke setiap
satelit. Jarak ini bersama dengan lokasi satelit digunakan dengan bantuan
Trilateration, tergantung pada algoritma yang digunakan untuk menghitung posisi
penerima. Posisi ini kemudian ditampilkan, dengan peta bergerak atau dengan
garis lintang dan garis bujur, sehingga informasi elevasi dapat dimasukkan.
Banyak GPS unit menampilkan informasi yang diperoleh seperti arah dan kecepatan
yang dihitung dari perubahan posisi.
Tiga satelit dirasa sudah cukup untuk memecahkan
posisi karena suatu ruang memiliki tiga dimensi dan posisi dekat dengan
permukaan bumi yang dapat diasumsikan.
3. Struktur GPS
3. Struktur GPS
Pada bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit
yang berada di orbit bumi, berjarak sekitar 12.000 mil di atas permukaan bumi.
Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat nvigasi
setiap saat dapat menerima paling sedikit dari empat satelit. Sinyal satelit
ini dapat melewati awan, kaca atau plastic, akan tetapi tidak dapat melewati
gedung ataupun gunung. Satelit mempunyai jam atom dan juga akan memancarkan
informasi waktu sekarang.
Data ini dipancarkan dengan psedo-random, masing-masing satelit
memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomer kode ini biasanya akan di tampilkan di
alat navigasi, maka kita dapat melakukan identifikasi sinyal satelit yang
sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur
jarak antara alat navigasi dengan satelit yang akan digunakan untuk mengukur
koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam
perhitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuat
alat akan menerima sinyal lebih kuat daripada satelit yang berada di atasnya
(“bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang”)
dibandingkan dengan satelit yang berada di garis cakrawala (“bayangkan seperti
matahari terbenam di sore hari atau pada saat terbit di pagi hari”).
Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipergunakan sebagai alat navigasi yang
berbasi satelit pada umumnya, yang pertama lebuh dikenal dengan sebutan L1 pada
1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit ini
juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekwensi 1227.6 MHz. Gelombang L2 ini
digunakan untuk tujuan militer dan bukan muntuk umum.
Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan.
Satelit akan memancarkan data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh
alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan lokasi
(approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit.
Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk
menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan
paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian
sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit
lagi.
Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan
satelit tersebut, alat navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan
hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah
sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut
menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap
satelit dapat berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit
satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal dari satelit diterima
oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data
lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya
akan di kirimkan kepada alat navigasi kita.
Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi
penentuan koordinat sebuah titik/lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu
mempunyai faktor kesalahan, yang lebih dikenal dengan tingkat akurasi.
Misalnya, alat tersebut menunjukkan sebuah titik koordinat dengan akurasi 3
meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada dimana saja dalam radius 3 meter
dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi (artinya
akurasi makin tinggi), maka posisi alat akan menjadi semakin tepat. Harga alat
juga akan meningkat seiring dengan kenaikan tingkat akurasi yang bisa
dicapainya.
Pada pemakaian sehari-hari, tingkat akurasi ini lebih
sering dipengaruhi oleh faktor sekeliling yang mengurangi kekuatan sinyal
satelit. Karena sinyal satelit tidak dapat menembus benda padat dengan baik,
maka ketika menggunakan alat, penting sekali untuk memperhatikan luas langit
yang dapat dilihat.
Ketika alat berada disebuah lembah yang dalam (misal,
akurasi 15 meter), maka tingkat akurasinya akan jauh lebih rendah daripada di
padang rumput (misal, akurasi 3 meter). Di padang rumput atau puncak gunung,
jumlah satelit yang dapat dijangkau oleh alat akan jauh lebih banyak daripada
dari sebuah lembah gunung. Jadi, jangan berharap dapat menggunakan alat
navigasi ini di dalam sebuah gua.
Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada
satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis
satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal
satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
- Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
- Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
- Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
- Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
- Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
- Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
- Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.
5. Kemampuan GPS
Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan
informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah,
dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa
GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam
beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari
GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk
ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian
posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode
penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode
pengolahan datanya.
6. Prinsip Penentuan Posisi Dengan GPS
6. Prinsip Penentuan Posisi Dengan GPS
Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan
metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke
beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap
epoknya memiliki empat parameter yang harus ditentukan : yaitu 3 parameter
koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu akibat
ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh
karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit.
Ada 3 macam tipe alat GPS, dengan masing-masing
memberikan tingkat ketelitian (posisi) yang berbeda-beda. Tipe alat GPS pertama
adalah tipe Navigasi (Handheld, Handy GPS). Tipe nagivasi harganya cukup murah,
sekitar 1 – 4 juta rupiah, namun ketelitian posisi yang diberikan saat ini baru
dapat mencapai 3 sampai 6 meter. Tipe alat yang kedua adalah tipe geodetik
single frekuensi (tipe pemetaan), yang biasa digunakan dalam survey dan
pemetaan yang membutuhkan ketelitian posisi sekitar sentimeter sampai dengan
beberapa desimeter. Tipe terakhir adalah tipe Geodetik dual frekuensi yang
dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai milimeter. Tipe ini biasa
digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti pembangunan jaring titik
kontrol, survey deformasi, dan geodinamika. Harga receiver tipe geodetik cukup
mahal, mencapai ratusan juta rupiah untuk 1 unitnya.
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit
navigasi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia pada saat
ini, baik di darat, laut, udara, maupun angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi
militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang cukup marak saat ini antara lain meliputi
survai pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan
navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang
olahraga dan rekreasi. Di Indonesia sendiri penggunaan GPS sudah dimulai sejak
beberapa tahun yang lalu dan terus berkembang sampai saat ini baik dalam volume
maupun jenis aplikasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar